Nama : Muhammad Faisal Latif
Kelas :
1EB24
NPM :
24212929
Tugas/Tulisan
ke : 2
Tugas
2. Persaingan Harga Produk
Tulisan
Abstrak
Dengan adanya produk
luar negeri di dalam negeri menyebabkan persaingan harga produk. Belum lagi
masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang konsumtif dalam hal membeli
produk produk keluaran terbaru. Dengan adanya perdagangan bebas yaitu
perdagangan yang tidak melakukan diskriminasi terhadap impor dan ekspor suatu
barang.
Apalagi sekarang banyak
produk luar negeri yang masuk ke dalam negeri dengan harga yang murah
dibandingkan dengan produk dalam negeri. Contohnya seperti jeruk. Jeruk luar
negeri jauh lebih murah rasanya manis warnanya begitu menggugah selera
dibandingkan jeruk dalam negeri yang mahal namun kualitas rasa dan warnanya
kurang begitu menarik.
Namun petani petani
kita sudah sedikit mampu bersaing. Dikarenakan sudah mengurangi produk luar
negeri. Namun hal itu membuat pro dan kontra dikalangan masyarakat luas.
Dikarenakan belum banyak produk dalam negeri yang memiliki kualitas yang baik.
Itu sebabnya pemerintah harus membantu agar petani petani kita dapat bersaing.
Bab
1. Pendahuluan
1.A. Latar belakang
Harga merupakan alat
evaluasi dan komunikasi dalam pasar internasional. Menetapkan harga yang tepat
merupakan kunci kesuksesan dan kegagalan. Bahkan ketika pemasar internasional
memproduksi produk yang tepat, mempromosikannya dengan benar, dan membangun
jalur distribusi yang layak, upaya tersebut akan gagal bila ia salah menetapkan
harga. Sebuah penawaran harga seharusnya mencerminkan baik kualitas maupun
nilai produk yang dipersepsikan konsumen. Dari semua hal yang harus dihadapi
oleh pemasar internasional, penetapan harga merupakan salah satu yang paling
sulit. Hal ini menjadi lebih rumit ketika perusahaan menjual produknya pada
pelanggan di berbagai negara yang berbeda-beda. Baik mengekspor maupun
mengelola operasi luar negeri, tanggung jawab manajer adalah menetapkan dan
mengendalikan harga aktual produk di pasar yang berbeda dengan berbagai
variabel yang berbeda pula, mulai dari perbedaan tarif, biaya, sikap,
persaingan, fluktuasi mata uang, serta metode penetapan harga.
Tujuan
Penetapan Harga
Keputusan
penetapan harga dilihat dengan dua cara :
Penetapan
harga sebagai sebuah instrumen aktif untuk mencapai tujuan pemasaran,
perusahaan menggunakan harga untuk mencapai sebuah tujuan spesifik, antara lain
target memperoleh keuntungan, target pangsa pasar, atau tujuan spesifik
lainnya.
Penetapan
harga sebagai elemen statis sebuah keputusan bisnis, hanya dengan mengekspor
kelebihan persediaan, menempatkan bisnis luar negeri bukan sebagai prioritas
utama, dan menganggap penjualan ekspor hanya memberikan kontribusi yang dalam
volume penjualan total.
Semakin besar kendali
yang dimiliki perusahaan atas harga jual akhir sebuah produk, maka semakin baik
kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Semakin lebar lini
produk dan semakin besar negara yang menjadi target, maka semakin kompleks
proses pengendalian harga bagi pengguna akhir.
1.B. Identifikasi Masalah
1.
Apa itu perdagangan bebas?
2.
Dampak dari persaingan produk dalam
negeri dan produk luar negeri?
3.
Apa itu inflasi dan deflasi?
4.
Metode untuk mengurangi kenaikan
harga?
Bab 2. Landasan Teori
Banyak teori yang
menjelaskan tentang penyebab terjadinya perdagangan internasional ekspor dan
impor. Tokoh-tokoh yang mengemukakan tentang hal tersebut adalah Adam Smith. Teori yang dipaparkan oleh Adam
Smith dikenal dengan istilah Theory of Absolute Advantage atau bisa dibilang
dengan Teori Keunggukan Mutlak. Dalam teori ini disebutkan bahwa suatu Negara
memiliki keunggulan mutlak dengan syarat dapat memproduksi barang dan jasa yang
tidak dapat diproduksi Negara lain.
Perdagangan internasional terjadi karena
:
·
Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
·
Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan Negara
·
Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam mengolah sumber daya ekonomi
·
Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk
menjual produk tersebut. Misalnya jepang yang banyak memproduksi mobil sehingga
jepang mengekspor juga ke indonesia.
·
Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja,
budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi
dan adanya keterbatasan produksi. Contohnya Indonesia memproduksi gas alam
cair. Jepang tidak mempunyai sumber gas alam, tetapi mampu memproduksi mobil.
Dengan demikian, terjadilah perdagangan barang antara Indonesia dan Jepang
·
Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
·
Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara
lain
Bab 3. Pembahasan
Perdagangan
bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang
mengacu kepada Harmonized
Commodity Description and Coding System (HS) dengan ketentuan
dari World Customs
Organizationyang berpusat di Brussels, Belgium.
penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan
perdagangan lainnya.
Perdagangan
bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan
(hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar
individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang
berbeda.
Perdagangan internasional sering
dibatasi oleh berbagai pajak negara, biaya tambahan yang diterapkan pada barang ekspor impor, dan juga regulasi
non tarif pada barang impor. Secara teori, semuha hambatan-hambatan inilah yang
ditolak oleh perdagangan bebas. Namun dalam kenyataannya, perjanjian-perjanjian
perdagangan yang didukung oleh penganut perdagangan bebas ini justru sebenarnya
menciptakan hambatan baru kepada terciptanya pasar bebas.
Perjanjian-perjanjian tersebut sering dikritik karena melindungi kepentingan
perusahaan-perusahaan besar.
Dampak dari persaingan luar negeri dan
dalam negeri adalah:
Dampak positif :
·
Semakin mudah mengakses modal investasi
dari luar negeri. Apabila investasinya bersifat langsung, misalnya dengan
pendirian pabrik di Indonesia maka akan membuka lapangan kerja. Hal ini bisa
mengatasi kelangkaan modal di Indonesia.
·
Semakin mudah memperoleh barang-barang
yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia.
Dampak negatif :
·
Kemungkinan hilangnya pasar produk
ekspor Indonesia karena kalah bersaing dengan produksi negara lain yang lebih
murah dan berkualitas. Misalnya produk pertanian kita kalah jauh dari Thailand
·
Membanjirnya produk impor di
pasaran Indonesia sehingga mematikan usaha-usaha di Indonesia. Misalnya,
ancaman produk batik Cina yang lebih murah bagi industri batik di tanah air.
Di Negara-negara dengan kenaikan tingkat inflasi yang
cepat atau memiliki variasi nilai tukar yang tinggi, maka harga jual harus
terkait dengan biaya produk yang terjual dan biaya untuk mengganti jenis barang
– jenis barang produk. Inflasi adalah suatu keadaan di mana harga barang-barang
secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam waktu yang lama
terus-menerus. Harga barang yang ada mengalami kenaikan nilai dari waktu-waktu
sebelumnya dan berlaku di mana-mana dan dalam rentang waktu yang cukup lama.
Penyebaran inflasi keseluruh dunia terjadi oleh karena adanya mekanisme
perdagangan keuangan yang saling berkaitan antara negara dunia. Inflasi dapat
menyebabkan gangguan pada stabilitas ekonomi dan mengakibatkan kenaikan harga
konsumen dan menghadapkan konsumen pada peningkatan harga terus-menerus
sehingga pada akhirnya membuat mereka tidak diperhitungkan lagi sebagai pasar.
Di samping itu inflasi juga bisa memperburuk tingkat kesejahteraan masyarakat
akibat menurunnya daya beli masyarakat secara umum karena harga-harga yang
naik. Distribusi pendapatan pun semakin buruk akibat tidak semua orang dapat
menyesuaikan diri dengan inflasi yang terjadi.
Dalam keuangan modern, deflasi didefinisikan sebagai
meningkatnya permintaan terhadap uang berdasarkan jumlah uang yang berada di
masyarakat. Dalam ekonomi, deflasi adalah suatu periode dimana harga-harga
secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi kebalikan dari inflasi.
Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat,
maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar. Salah satu cara
menanggulangi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga. Deflasi
menghasilkan penurunan harga terus-menerus dan menciptakan hasil yang positif
bagi konsumen.
Tiga metode yang digunakan untuk mengurangi biaya
dan kenaikan harga adalah sebagai berikut:
·
Menurunkan Biaya Produk, apabila biaya
produsen dapat diturunkan, maka dampaknya akan dirasakan oleh seluruh saluran
distribusi. Inilah salah satu alasan utama perusahaan memproduksi barang di
Negara dunia. Mengurangi biaya manufaktur juga sering kali menghasilkan dua
keuntungan.
·
Menurunkan Tarif, ketika tarif berperan
dalam kenaikan harga, yang biasanya memang demikian, perusahaan akan mencari
cara utnuk menurunkannya. Sebagian produk dapat dikategorikan ulang menjadi
kategori yang berbeda, lebih rendah, dan beragam. Bagaimana sebuah produk diklasifikasikan
kadang bergantung pada penilaian tertentu saja. Perbedaan antara sebuha jenis
barang yang tergolong perhiasan atau benda seni berarti membayar tarif nol
untuk benda seni dan tarif sebesar 26 persen untuk perhiasan. Selain melakukan
klasifikasi ulang menjadi produk yang tarifnya lebih murah, terdapat
kemungkinan lain berupa memodifikasi produk agar sesuai dengan kategori tarif
yang diinginkan. Sering kali terdapat perbedaan antara produk yang telah
sepenuhnya dirakit, siap pakai, dengan produk yang perlu dirakit, membutuhkan
proses lebih lanjut, tambahan komponen yang berasal dari produsen lokal, atau
proses lain yang menambah nilai produk dan dapat dilakukan di luar negeri.
·
Menurunkan Biaya Produksi, saluran
distribusi yang lebih pendek membuat perusahaan dapat mengendalikan harga
produk. Merancang sebuah saluran distribusi dengan hanya beberapa perantara
mungkin akan menurunkan biaya distribusi, yaitu dengan cara mengurangi atau
menghilangkan kenaikan harga perantara. Selain menghilangkan kenaikan harga,
jumlah perantara yang lebih sedikit juga memungkinkan penarikan pajak secara
umum yang lebih rendah. Sebagian Negara menarik pajak untuk tiap penambahan
niali produk yang melalui saluran distribusi. Barang-barang dikenakan pajak
setiap kali berpindah tangan. Pajak tersebut dapat berupa pajak kumulatif
maupun tidak.
Bab
4. Kesimpulan
Jadi di zaman
globalisasi ini kita sebagai masyarakat Indonesia harus memakai produk produk
dalam negeri walaupun harga produk dalam negeri sedikit lebih mahal. Namun itu
akan memperkecil produk luar negeri yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Walaupun
masyrakat Indonesia belum mampu terlepas dari produk luar. Bangsa Indonesia perlu menerapkan
peraturan baru dalam hal ekspor impor ini agar ada proteksi terhadap semua
barang dan jasa asli Indonesia. Bila tidak, penduduk Indonesia yang berjumlah
ratusan juta ini hanya bisa menjadi daerah pemasaran barang dari negara lain.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar